Hipotermia di Gunung: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Sabtu, 28 Juni 2025 14:12

Hipotermia merupakan kondisi ketika suhu inti tubuh turun di bawah 35°C, yang dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Saat mendaki gunung, risiko hipotermia meningkat akibat suhu udara yang rendah, angin kencang, dan kurangnya perlindungan terhadap hawa dingin. Oleh karena itu, penting bagi para pendaki untuk memahami gejala, penyebab, dan cara pencegahan hipotermia di gunung agar perjalanan tetap aman dan menyenangkan.

Gejala Hipotermia di Gunung yang Perlu Diwaspadai

Hipotermia sering kali berkembang secara perlahan dan dapat disalahartikan sebagai kelelahan biasa. Berikut adalah gejala umum hipotermia yang perlu diwaspadai saat berada di gunung:

  • Gigil terus-menerus yang tidak kunjung reda
  • Warna kulit menjadi pucat atau kebiruan, terutama di ujung jari, hidung, dan bibir
  • Kesulitan berbicara, bingung, atau kehilangan fokus
  • Koordinasi tubuh terganggu, tangan dan kaki sulit digerakkan
  • Detak jantung melambat, napas menjadi pendek dan dangkal
  • Kehilangan kesadaran jika kondisi semakin parah

Jika kamu atau teman mendaki mengalami gejala di atas, segera hentikan perjalanan dan lakukan tindakan pertolongan pertama. Hipotermia yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan organ dan bahkan kematian.

Penyebab Utama Hipotermia di Gunung

Beberapa kondisi bisa memicu hipotermia saat mendaki gunung. Berikut beberapa penyebab umum yang perlu dihindari:

1. Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang

Suhu dingin yang disertai angin gunung bisa mempercepat penguapan panas tubuh. Terutama jika pakaian tidak tahan angin atau tubuh dalam keadaan basah, risiko hipotermia akan meningkat tajam.

2. Pakaian yang Tidak Sesuai

Mendaki dengan pakaian yang tipis, menyerap air, atau tidak bisa menahan angin adalah kesalahan fatal. Pakaian seperti ini tidak memberikan insulasi yang cukup untuk menjaga suhu tubuh.

3. Kurangnya Energi dan Cairan Tubuh

Dehidrasi dan kekurangan asupan makanan membuat tubuh kehilangan energi untuk menghasilkan panas. Kombinasi antara lelah, lapar, dan dingin bisa dengan cepat memicu hipotermia.

4. Aktivitas Fisik yang Berat Tanpa Istirahat

Aktivitas mendaki membutuhkan banyak energi. Tanpa waktu istirahat dan penghangatan tubuh, metabolisme bisa menurun, membuat tubuh lebih mudah kedinginan.

5. Terlalu Lama Tidak Bergerak

Berhenti terlalu lama di satu tempat tanpa perlindungan atau kehangatan dapat membuat suhu tubuh turun drastis, apalagi saat malam hari.

Langkah Efektif Mencegah Hipotermia Saat Mendaki

Agar tetap aman selama pendakian, berikut langkah-langkah penting untuk mencegah hipotermia:

1. Kenakan Pakaian Berlapis

Gunakan sistem layering: lapisan pertama (inner) menyerap keringat, lapisan kedua (insulasi) untuk menahan panas, dan lapisan luar (shell) yang tahan air dan angin. Jangan menggunakan bahan katun yang menyerap air dan lambat kering.

2. Lindungi Area Tubuh yang Rentan

Selalu kenakan penutup kepala, kaos kaki tebal, dan sarung tangan. Kepala dan tangan adalah area yang paling cepat kehilangan panas.

3. Konsumsi Makanan dan Minuman Hangat

Isi energi tubuh dengan makanan tinggi kalori seperti cokelat, kacang, atau granola. Minum air hangat secara berkala untuk menjaga suhu tubuh dan mencegah dehidrasi.

4. Hindari Duduk di Permukaan Dingin

Saat beristirahat, gunakan alas atau matras agar tubuh tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau batu yang dingin. Hal ini akan mencegah hilangnya panas dari tubuh ke permukaan tanah.

5. Ganti Pakaian Basah

Jika pakaian basah karena hujan atau keringat, segera ganti dengan pakaian kering. Kain basah menghantarkan panas tubuh keluar dengan cepat, mempercepat proses pendinginan tubuh.

6. Dirikan Tenda atau Cari Tempat Berlindung

Jika cuaca memburuk, segera cari lokasi berlindung. Hindari memaksakan perjalanan saat hujan deras, kabut tebal, atau angin kencang karena bisa memperburuk kondisi tubuh.

7. Waspadai Tanda Awal Hipotermia

Jika ada rekan mendaki yang mulai menggigil hebat, terlihat linglung, atau sulit bicara, segera hangatkan tubuhnya dan cari bantuan medis jika gejala berlanjut.

Penanganan Darurat Jika Terjadi Hipotermia

Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda hipotermia, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Pindahkan ke tempat terlindung dari angin dan hujan
  • Ganti pakaian basah dengan yang kering dan hangat
  • Bungkus tubuh dengan sleeping bag, selimut darurat, atau pakaian hangat
  • Beri minuman hangat jika korban masih sadar (hindari minuman berkafein/alkohol)
  • Jika korban tidak bernapas atau tidak sadar, segera lakukan CPR dan minta pertolongan

Kesimpulan

Hipotermia di gunung adalah kondisi yang tidak bisa dianggap remeh. Persiapan matang, perlengkapan yang sesuai, dan pemahaman tentang gejala serta penanganan darurat adalah kunci keselamatan saat mendaki. Pendaki, baik pemula maupun profesional, harus memiliki kesadaran akan bahaya hipotermia dan bagaimana mencegahnya. Ingat, keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap perjalanan mendaki.